MENDAMBAKAN
ANAK SHALEH, BAGAIMANA MEWUJUDKANNYA?
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz…bagaimana kiat-kiat oranag tua agar bisa memiliki anak
yang shaleh dan shalihah? Terima kasih atas penjelasanya. Wassalamu’alaikum Wr.
Wb
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Anak
adalah anugrah yang diberikan Allah untuk orang tua, mestinya orang tua
bertambah bahagia dengan anugerah itu. Namun ternyata banyak orang tua yang
dibuat susah oleh anaknya utamanya karena perilaku dan akhlak anaknya yang
memalukan dirinya dan juga orang tuanya. Dalam pepatah “Anak polah wong tua
kepradah”
Ya
…. anak itu memang bisa menjadi anugrah yang sangat berharga manakala ia
menjadi anak shaleh dan bisa menjadi bencana dan musibah yang menyengsarakan
manakala ia tidak shaleh.
Memiliki
anak shaleh tentu menjadi dambaan tiap orang. Namun terkadang hal itu hanya
menjadi harapan yang tidak terwujud atau sulit mewujudkanya. Mengapa demikian?
Penyebabnya kebanyakan karena salah cara dan metode mendidiknya. Ada orang tua
yang hanya menyekolahkan anaknya sampai punya banyak gelar, ada yang memberinya
harta/modal yang berlimpah, beragam fasilitas penunjang disediakan, segala
kebutuhan dan gaya hidupnya dipenuhi, tapi ternyata semua itu sama sekali tidak
menjamin anak menjadi shaleh dan bisa membahagiakan orang tua yang sudah banyak
berkorban untuknya. Faktanya memang tak sedikit anak yang rusak akhlaknya
justeru dari keluarga yang berkecukupan dan juga berpendidikan tinggi. Ini
adalah sebuah fenomena yang sering kita jumpai di masyarakat.
Lantas
bagaimana kiat-kiat mengusahakan anak menjadi shaleh/shalehah?
Allah
menganugrahi kita anak yang sejak lahirnya sudah dalam keadaan fitrah (bersih). Nabi Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ
عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ
Artinya:
ari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasul SAW bersabda setiap yang dilahirkan
pasti dilahirkan atas fithrah. Orang tuanya yang menjadikan dia yahudi,
nashrani atau majusi (HR. Bukhari)
Kemudian
Allah memerintahkan kita untuk menjaga fitrah itu dengan mendidik, membimbing
dan menjaganya sesuai dengan ajaran Islam. Karena yang sesuai dengan fitrahnya
anak tak lain adalah fitrah Islam. Jadi untuk menjaga agar anak kita tetap dalam
keadaan fitrahnya dan menjadi shaleh, maka tidak ada jalan lain kecuali kita
harus mengikuti petunjuk dari Sang Pemberinya. Allah berfirman dalam QS. Ar
Rum, 30:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ
الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (الروم: 30)
Artinya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui (Ar Rum: 30)
Ibaratnya,
kita mempunyai Hand Phone yang masih baru dan baik. Supaya HP kita tetap baik
dan berfungsi semestinya maka untuk mengoprasikanya harus mengikuti petunjuk
yang dikeluarkan pabriknya. Bukankan begitu?
Sama
halnya anak kita, ia adalah pemberian Allah dan untuk menjaga dan mendidiknya
mestinya juga dengan cara yang telah ditunjukan oleh Allah baik dalam Al
Qur’an, hadits maupun penjelasan para ulama.
Berikut
beberapa kiat dalam mengusahakan agar anak kita menjadi anak yang shaleh/shalehah
:
1.
BEKALI PENDIDIKAN AGAMA YANG CUKUP.
Membekali
anak dengan pendidikan agama merupakan hal sangat vital dan menentukan dalam
usaha agar anak menjadi shaleh. Hal-hal pokok yang harus ditanamkan pada anak
kita diantaranya:
-
Aqidah yang benar.
Aqidah
adalah pondasi amal seseorang, karenanya jiwa anak harus diisi dengan aqidah
yang benar dan kuat. Demikian yang dicontohkan oleh para Nabi dan orang-orang
shaleh ketika mendidik anak mereka. QS. Luqman, 13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا
بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar"(Luqman: 13)
Maka jangan harap anak kita akan
menjadi shaleh bila kita mengabaikan persoalan aqidah. Untuk memiliki aqidah
yang kuat anak memang tidak bisa secara langsung, butuh proses yang terus
menerus. Salah satu cara menanamkan aqidah adalah dengan membiasakan ia berdo’a
setiap melakukan sesuatu, karena dengan berdo’a anak akan selalu merasa butuh
kepada Allah dan merasakan kehadiranNya dalam kehidupan sehari-hari.
-
Disiplin menjalankan kewajiban agama khususnya shalat.
Mengajarkan
disiplin Shalat kepada anak dapat menjadi sarana penanaman akhlak dan karakter
yang mulia kepada anak. Memang tidak mudah membiasakan anak untuk shalat, namun
orang tua tetap harus sabar dan telaten membimbingnya. Allah berfirman dalam
QS. Thoha 132:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا}
)طه: 132(
Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya (Thoha:132)
Tidak
hanya kewajiban shalat, kewajiban agama yang lain juga harus sudah mulai
dibiasakan kepada anak sejak dini, sehingga kelak ketika mereka dewasa dan
mukalaf memiliki kecintaan terhadap ibadah.
Ibn
Abbas ra berkata:
اعملوا بطاعة الله واتقوا معاصى الله ومروا أولادكم
بامتثال الأوامر واجتناب النواهى فذلك وقاية لهم ولكم من النار
Artinya:
Kerjakanlah ketaatan kepada Allah, dan takutlah untuk berbuat maksiat padaNya,
dan perintahlah anakmu untuk mentaati perntah Allah dan menjauhi larangan-Nya,
itulah penjagaanmu dan anak-anakmu dari neraka.
-
Rasa cinta pada Nabi Saw, keturunannya dan cinta Al Quran.
وعن عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
, قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : أَدِّبُوا أَوْلاَدَكُمْ
عَلَى خِصَالٍ ثَلاَثٍ : عَلَى حُبِّ نَبِيِّكُمْ ، وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَعَلَى
قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Dari
‘Ali bin Abi Thalib Ra. berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Didiklah
anak-anak kalian semua dengan tiga perangai : Cinta Nabi kalian, Cinta keluarga
nabi, dan Membaca AlQur’an (HR. Thabrani)
2.
BERILAH NAFKAH YANG HALAL.
Pendidikan
penting, tapi tidak kalah pentingnya adalah nafkah yang halal, mengapa? Karena
pendidikan itu ibarat isi dan anak itu tempatnya/wadahnya. Isinya baik tapi
kalau wadahnya kotor tentu tidak akan baik hasilnya. Bila Nafkahnya halal maka
jiwa dan raga anak juga akan tumbuh dari sesuatu yang baik dan kalau sudah
begitu ia juga akan mudah menerima yang baik pula. Karenanya memberikan nafkah
halal adalah kewajiban orang tua kepada anaknya. Abi Rafi’ meriwayatkan
bahwasanya Nabi bersabda:
حَقُّ الْوَلَدِ عَلَى الْوَالِدِ أَنْ يُعَلِّمَهُ الْكِتَابَةَ
وَالسِّبَاحَةَ وَالرَّمْىَ وأن لا يرزقه إلا طيبًا
Artinya:
Hak anak yang menjadi kewajiban orang tuanya adalah mengajari tulis, berenang,
memanah dan tidak memberinya rizki kecuali yang halal.
Kalau
nafkah yang diberikan tidak halal maka anak akan sulit tumbuh dengan baik
karena jiwa dan raganya kotor akibat dari barang yang haram.
Imam
Sahl at Tusturi mengatakan:
مَنْ أَكَلَ الحَلاَلَ أَطاَعَتْ جَوَارِحُهُ شَاءَ
أَمْ أَبَى وَمَنْ أَكَلَ الحَراَمَ عَصَتْ جَوَارِحُهُ شَاءَ أَمْ أَبَى
Artinya: Barangsiapa menyantap
makanan dari yang halal maka semua anggota tubuhnya akan taat dan patuh (untuk
melakukan amal ibadah dan kebaikan) sadar atau tidak. Dan barangsiapa menyantap
makanan dari yang haram maka semua anggota tubuhnya akan mudah cenderung ke
arah durhaka (gemar untuk berbuat maksiat dan dosa) sadar atau tidak. (lihat
Ihya’ Ulumudin bab Halal Haram)
3.
TEMPATKAN PADA LINGKUNGAN YANG BAIK.
Anak
akan mudah tumbuh dan berkembang dengan baik dan memiliki akhlak yang terpuji
bila ia ditempatkan pula pada lingkungan yang baik. Ibaratkan bibit tanaman
yang berkualitas akan semakin baik tumbuhnya jika disemai di tanah yang subur. Pentingnya
Lingkungan pergaulan yang baik seperti yang digambarkan Al Qur’an dengan tanah
yang subur yang dapat menumbuhkan aneka tanaman-tanaman yang baik. QS. Al A’raf
58:
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ
وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا )الأعراف: 58(
Artinya:
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.
Menempatkan
anak pada lingkungan pergaulan yang baik menjadi kewajiban orang tua kepada
anak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah mengenai kewajiban orang tua
kepada anaknya diantaranya Rasulullah Saw. bersabda:
حق الولد على والده ان يحسن اسمه ويحسن موضعه ويحسن
أدبه (رواه البيهقي)
Artinya : Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik, memberi tempat tinggal yang baik, dan mengajari sopan santun (HR. Baihaqi).
Pesantren
menjadi solusi terbaik dalam situasi zaman seperti ini. Karena pesantren
terbukti mampu memproteksi dan menfilter efek negatif dari kemajuan iptek dan
pergaulan. Di pesantren anak akan mendapatkan bimbingan dan keteladanan dari
seorang Kyai dan para guru selama 24 jam penuh tiap hari.
4.
CINTAILAH ORANG SHALEH DAN JANGAN MENCELA ORANG.
Cintailah
orang-orang shaleh niscaya anak cucu kita juga akan menjadi shaleh.
Dan
jangan pula mencela orang lain meskipun ia orang jelek atau ahli maksiat. Karena
diantara bahayanya mencela orang lain
adalah terjerumusnya kita atau keturunan kita pada perbuatan yang sama yang
kita celakan pada orang lain. Nabi Saw. bersabda:
عن معاذ بن جبل قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم
من عير أخاه بذنب لم يمت حتى يعمله (رواه الترمذي)
Artinya:
Dari Mu’adz bin Jabal berkata, Rasulullah Saw bersabda: barang siapa yang
mencela saudaranya karena perbuatan dosa yang dilakukanya maka ia tidak akan
mati sampai ia juga melakukan dosa yang sama (HR. Turmudzi).
Manakala
melihat orang yang melakukan perbuatan maksiat kalau bisa di nasihati, kalau
tidak mampu menasihati doakan saja semoga ia mendapat hidayah, jangan sampai
mencelanya.
5.
DOAKAN SETIAP SAAT.
Jangan
pernah putus asa menghadapi anak yang bandel dan nakal. Anak yang nakal dan
berperilaku tidak terpuji karena hatinya masih tertutup. Bukalah hati anak
dengan do’a. karena pada hakikatnya Allah lah yang akan membukakan hati anak
kita. Do’a orang tua untuk anaknya termasuk do’a yang mustajab. Maka do’akanlah
anak-anak kita dengan kebaikan dan jangan sekali-kali mendo’akan kejelekan
kepada mereka, meskipun ia sangat menjengkelkan.Nabi Saw. Bersabda:
دعاء الوالد لولده كدعاء النبى
لأمته (رواه الديلمى عن أنس)
Do’a orang tua untuk anaknya seperti
do’a Nabi untuk umatnya (HR. Dailamy dari riwayat Anas)
Ketika ada seorang sahabat yang sedang mengendarai unta sambil melaknatinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatinya seraya bersabda:
انْزِلْ عَنْهُ، فَلَا تَصْحَبْنَا بِمَلْعُوْنٍ لَا
تَدْعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوْا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا
تَدْعُوْا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوْا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ
فِيْهَا عَطَاءً فَيَسْتَجِيْبَ لَكُمْ
“Turunlah darinya (dari unta), dan janganlah kalian berteman dengan
orang-orang yang terlaknat. Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri
kalian sendiri, jangan mendoakan keburukan untuk anak-anak kalian,
dan jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian. Janganlah kalian (berdoa
keburukan) bertepatan dengan waktu dikabulkannya doa dari Allah, lalu Allah pun
mengabulkannya untuk kalian.” (HR Muslim)
6.
MUDAHLAH MEMAAFKAN DAN SABAR MENASIHATINYA.
Manakala
anak kita melakukan kesalahan atau perbuatan dosa maka nasihatilah ia dengan
penuh kasih sayang. Namun sebelum menasihatinya hendaknya orang tua memaafkan
terlebih dahulu kesalahan anak dan memintakan ampun kepada Allah. Karena jika
anak melakukan kesalahan dan belum dimaafkan maka hal itu menjadi dosa baginya
dan membuat hatinya menjadi keras. Bila hatinya keras maka akan sulit menerima
nasihat. Demikian yang diajarkan Allah dalam QS. Al A’raf 199:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ
الْجَاهِلِينَ
Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh.
Demikian
beberapa kiat dalam mengusahakan agar anak menjadi shaleh dan shalehah. Semoga bermanfaat bagi
kita, amin...
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Like
and Share @portal Muslim Beriman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar